BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Istilah pupuk hayati digunakan
sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat
berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi
tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan
salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu
inokulan Rhizobiumyang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati
dalam buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme
hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi
tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman.
Pada dasarnya pupuk hayati berbeda
dengan pupuk anorganik, seperti Urea, SP 36, atau MOP sehingga dalam
aplikasinya tidak dapat menggantikan seluruh hara yang dibutuhkan tanaman.
Produk tersebut memiliki bahan aktif yang mampu menghasilkan senyawa yang
berperan dalam proses pelarutan hara dalam tanah. Fungsi senyawa tersebut yaitu
membantu penyediaan hara dari udara dan mematahkan ikatan-ikatan yang
menyebabkan unsur hara tertentu tidak tersedia bagi tanaman. Melalui mekanisme
tersebut penyediaan unsur hara bagi tanaman akan meningkat.
Secara perlahan tapi pasti sistem
pertanian organik mulai berkembang diberbagai belahan bumi, baik dinegara maju
maupun negara sedang berkembang. Masyarakat mulai melihat berbaai manfaat yang
diperoleh dengan sistem pertanian organik ini, seperti lingkungan tetap terjaga
kelestariaannya dan apat mengkonsumsi produk pertanian yang relatif lebih sehat
karena bebas dari bahan kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
PERANAN PUPUK HAYATI TERHADAP PERTANIAN ORGANIK
Pertanian organik semakin berkembang
dengan sejalan dengan timbulnya kesadaran akan petingnya menjaga kelestarian
lingkungan dan kebutuhan bahan makanan yang relatif lebih sehat.dalam pertanian
organik yang tidak meggunakan bahan kimia buatan seperti pupuk kimia buatan dan
pestisida, biofertilizer atau pupuk hayati menjadi salah satu alternatif yang
dapat dipertimbangkan. Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium,
Azaosprillium, Azotobacter mikoriza perombak sellulosa dan efektif
mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian organik,
biofertilizer tersebut fungsinya antara lain membantu penyediaan hara pada
tanaman, mempermudah penyediaan hara bagi tanaman membantu dekomposisi bahan
organik, meyediakan lingkungn rhizosfer sehingga pada akhirnya akan mendukung
pertumbuhan dan produksi peningkatan tanaman.
Peranan pupuk hayati dalam pertanian
di bidang pengaplikasiannya memang tidak secara langsung kita ketahui,
karna dalam pengaplikasiannya terdapat didalam tanah. Penggunaan pupuk hayati
sangat jarang dilakukan oleh para petani, dikarenakan rumitnya teknologi dalam
pengaplikasiannya ke tanah maupun tanaman. Dalam penggunaan pupuk hayati ini
kita juga harus memperhatikan masa kadaluarsa dari pupuk ini. Mikroba yang
terdapat didalmnya dapat berpengaruh pada saat pemberian ke tanah. Pada media
yang bagus, mikroba dapat hidup dalam waktu lama yaitu kurang lebih satu tahun,
sebaliknya jika media yang digunakan oleh mikroba tersebut tidak bagus maupun
tidak pas, maka mikroba yang hidup didalamnya hanya bisa bertahan hidup
dalam hitungan hari ataupun bulan saja.
Penggunaan pupuk hayati dalam
meningkatkan produksi tanaman sangat menguntungkan dan menghasilkan, hal ini
dikarenakan pengaruh yang diberikan oleh mikroba-mikroba tersebut ke tanaman
sangat sesuai, sehingga membuat tanaman dapat tumbuh baik dan menghasilkan
produksi yang maksimal. Seperti kita contohkan yaitu pada produksi tanaman padi
dan jagung. Pada salah satu penelitian yang telah ada, dilihat dari
perkembangan tanaman, pupuk hayati yang didalmnya mengandung
mikroorganisme bacillus sp, azetobacter sp dan pseudomonas
sp telah memberikan perngaruh baik dalam peningkatan biji, akar, serta
pertumbuhan tingga dari tanamn jagung dan padi, dibandingkan dengan tanaman
yang hanya diberi perlakuan control. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk hayati
memberikan pengaruh positf bagi tanaman.
Secara umum manfaat dari pupuk hayati
antara lain :
1. Meyuburkan tanah
Pupuk hayati mengandung mikroorganisme yang dapat mendegradasi bahan organik
sehingga mampu menyediakan unsur hara yang dapat diserap tanaman dan
menghasilkan enzim alami dan vitamin yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesuburan tanah.
2. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah
Pupuk hayati mengandung mikroorganisme lokal (indegenous) unggul. Setiap
aplikasi pupuk hayati akan meningkatkan populasi dan aktivitas mikroorganisme
‘baik’ dalam tanah. Mikroorganisme aktif yang terkandung dalam pupuk hayati
mampu mensuplai Nitrogen untuk tanaman, melarutkan senyawa Phosfat (P)
dan melepaskan senyawa Kalium (K) dari ikatan koloid tanah, mengurai
residu kimia dan mengikat logam berat, menghasilkan zat pemacu tumbuh alami (Giberellin,
Sitokinin, Asam Indol Asestat), menghasilkan asam amino, enzim alami dan
vitamin serta menghasilkan zat patogen sebagai pestisida hayati. Mikroorganime
yang ditambahkan dalam tanah dapat membantu proses penggemburan tanah dan
mengubah zat menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman.
3. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air
Penggunaan pupuk hayati secara tepat akan menyebabkan tanah menjadi gembur.
Tanah yang gembur akan memiliki pori-pori lebih banyak guna menyalur dan menyimpan
air tanah untuk kebutuhan tanaman. Pada saat musim kemarau, tanah mampu
menyediakan air.Sementara pada musim hujan, tanah mampu menahan air sehingga
resiko erosi dan banjir dapat dikurangi.
4. Menyediakan hara mineral bagi tanaman
Pupuk hayati mengandung unsur hara alami berimbang yang dibutuhkan oleh mikroba
tanah dan tanaman.Pupuk hayati mengandung mikroorganisme unggul yang memiliki
kemampuan untuk mengubah unsur hara yang tidak dapat diserap tanaman menjadi
unsur hara yang tersedia untuk tanaman.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian
Penggunaan pupuk hayati dengan segala kemampuan dan kelebihan yang dimiliki
oleh mikroorganisme yang dikandungnya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi tanaman pertanian sekaligus menghemat biaya produksi.
6. Meningkatkan daya tahan tanaman
Kandungan hormon tumbuh alami dalam pupuk hayati dapat meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit dan hama. Kehadiran jamur Trichoderma dan Aspergillus
mampu mengatasi beberapa jenis serangga hama dan patogen penyebab busuk akar.
7. Menghasilkan produk sehat dan ramah lingkungan
Pupuk hayati diproduksi menggunakan
bahan baku alami yang diproses secara modern sehingga tidak meninggalkan residu
kimia pada tanaman dan aman untuk dikonsumsi. Produk yang dihasilkan dari lahan
yang diaplikasikan dengan pupuk hayati lebih sehat, enak dan segar karena bebas
residu kimia dan tidak berbahaya buat dikonsumsi.
Secara garis besar fungsi-fungsi menguntungkan dari
pupuk hayati adalah sebagai berikut (Gunalan, 1996) :
1. Sumber penyedia hara
2. Dapat
meningkatkan ketersedian hara
3. Sebagai pengontrol rganic
pengganggu tanaman
4. Menjadi pengurai bahan rganic
dan pembentuk humus
5. Sebagai pemantap
agreret tanah
6. Dan perombak
persenyawaan agrokimia
PERANAN BIOFERTILIZER
Pertanian organik dapat didefinisikan
sebagai sistem pengelolaan produksi pertanian yang holistik yang mendorong dan
meningkatkan kesehatan agroekosistem, termasuk biodiversitas, siklus biologi,
dan aktivitas biologi tanah dengan menekankan penggunaan input dari alam dan
menggunakan cara-cara mekanis, biologis dan kultural. Dalam sistem pertanian
organik masukan (input) dari luar (eksternal) akan dikurangi dengan cara tidak
menggunakan pupuk kimia buatan, pesisida dan bahan-bahan sintetis lainnya.
Dalam sistem pertanian organik
kekuatan hukum alam yang harmonis dan lestari akan dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen sekaligus meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Sembiring dkk, 2005).
Pada dasarnya kesuburan tanah lokal
merupakan kunci keberhasilan sistem pertanian organik, baik kesuburan fisik,
kimia maupun biologi. Bila kesuburan tanah telah baik, maka akan tercipta
lingkungan pertanaman terutama untuk perakaran yang diinginkan, ketersediaan
hara makro dan mikro terpenuhi dan aktivitas mikrooranise tanah juga terjaga.
Pemanfaatan mikroba tanah untuk meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah
dalam pertanian organik sangat penting.
Peranan mikroba dalam tanah antara
lain adalah daur ulang hara, penyimpanan sementara dan lain-lain. Keberhasilan
memanfaatkatkan mikroba untuk tujuan meningkatakankesuburan tanah memerlukan
pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu secara terpadu. Pakar mikribiologi
tanah mengawali dengan mempelajari dan mengidentifikasi ekologi mikroorganisme
yang akan digunakan sebagai biofertilizer ( pupuk hayati ).
Selanjutnya mikroorganisme hasil
isolasi dari tanah dikembangkan pada kondisi laboratorium menggunakan media
buatan. Setelah mikroorganisme tersebut berhasil dibiakkan, maka harus
diperoleh galur yang dikehendaki, karena tidak semua spesies dari suatu
populasi bersifat efektif. Selanjutnya galur galur yang efektif diisolasi, dan
dilakukan pengujian di lapangan.
Mikroorganisme yang diinokulasi harus
sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu, harus mampu menyesuaikan fluktuasi
kondisi lingkungan dan tidak kalah bersaing atau dimangsa oleh mikroorgaisme
asli. Apabila mikroorganisme yang diinokulasi cukup efektif dalam meningkatkan
hasil tanaman, maka tugas selanjutnya mengembangkan metode untuk memperbanyak
dalam skala besar. Pada umumnya, mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang
melalui proses fermentasi.
Apabila populasi mikroorganisme mencapai ukuran
tertentu, kemudian tahap berikutnya adalah memanen dan mengemas untuk tujuan
komersial. Tugas selanjutnya membuat formula cara kerja inokulan, termasuk cara
memanfaatkan inokulandi lapangan, termasuk memecahkan masalah yang mungkin
dihadapi dalam memperthankan inokulan tetap efektif, terutama yang berhubungan
dengan pengiriman, kemasan, penyimpanan, dan pemanfaatan ( Sutanto, 2002 ).
BEBERAPA BIOFERTILIZER DAN MANFAATNYA
secara umum jenis dan manfaat yang dihasilkan mikroorganisme
(biofertilizer) adalah sebagai berikut :
1. Bakteri Rhizobium
Bakteri Rhizobium adalah salah satu
contoh keompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman.
Bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar
tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi
nitrogen atmosfer bila berada dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan
Rhizobium terdapat pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah
ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya.Suatu pigmen merah yang disebut
Leghemeglobin dijumpai dalam bintil akar antara bakteroit dan selubung membran
yang mengelilinginya. Jumlah Leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki
hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi (Rao, 1994)
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu
menfiksasi 100-300 kg N/ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N
untuk tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi
inokulan Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu. Rhizobium mampu mencukupi 80%
kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10%-25%.
Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergangtung pada kondisi tanah dan
efektivitas populasi asli (Sutanto, 2002).
2. Azospirillum dan Azotobacter
Ada beberapa jenis bakteri penambat
nitrogen yang berasosiasi dengan perakaran tanaman. Bakteri yang mampu
meningkatkan hasil tanaman tertentu apabila diinokulasikan pada tanah pertanian
dapat dikelompokkan atas dua jenis yaitu Azospirillum dan Azotobacter. Azospirillum
mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Bakteri
ini banyak dijumpai berasosiasi dengen tanaman jenis rerumputan, termasuk
beberapa jenis serealia, jagung, cantel, dan gandum. Sampai saat ini ada tiga
spesies yang telah ditemukan dan mempunyai kemampuan sama dalam menambat
nitrogen yaitu Azospirillum brasilense, Azospirillum lipoferum, dan
Azospirillum amazonese. Azospirillum merupakan salah satu mikroba di daerah
perakaran. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini tidak menyebabkan perubahan
morfologi perakaran, meningkatkan jumlah akar rambut, menyebabakan percabangan
akar lebih berperan dalam penyerapan hara.
Keuntungan lain dari bakteri ini,
bahwa apabila saat berasosiasi dengan perakaran tidak dapat menambat nitrogen,
maka pengaruhnya adlah meningkatkan penyerapan nitrogen yang ada di dalam
tanah. Dalam hal ini pemanfaatan bakteri ini tidak berkelanjutan, tetapi
apabila Azospirillum yang berasosiasi dengan perakaran tanaman mampu menambat
nitrogen, maka keberadaan nitrogen di dalam tanah dapat dipertahankan dalam
waktu yang reatif panjang.
Ada dua pengaruh positif Azotobacter
terhadap pertumbuhan tanaman yaitu mempengaruhi perkecambahan benih dan
memperbaiki pertumbuhan tanaman. Kenaikan hasil tanaman setelah diinokulasi
Azotobacter sudah banyak diteliti. Di India inokulasi Azospirillum pada tanaman
jagung, gandum, cantel, padi, bawang putih, tomat, terong dan gubis ternyata
mampu menignkatkan hasil tanaman tersebut. Apabila Azospirillum dan Azotobacter
diinokulasikan secara bersama, maka Azospirillum lebih efektif dalam
meningkatkan hasil tanaman. Azospirillum menyebabkan kenaikan cukup besar pada
tanaman jagung, gandum dan cantel (Sutanto, 2002).
3. Mikroba pelarut fosfat
Kebanyakan tanah di wilayah tropika yang beraksi asam
ditandai kahat fosfat. Sebagian besar bentuk fosfat tersemat oleh koloid tanah
sehingga tidak tersedia bagi tanamam. Pada kebanyakan tanah tropika
diperkirakan hanya 25% fosfat yang diberikan dalam bentuk superfosfat yang
diserap tanaman dan sebagian besar atau 75% diikat tanah dan tidak dapat
diserap oleh tanaman (Sutanto, 2002).
4. Mikoriza
Asosiasi simbiotik antara jamur dan sistem perakaran tanaman
tinggi diistilahkan dengan mikoriza. Dalam fenomena ini jamur menginfeksi dan
mengkoloni akar tanpa menimbulkan nekrosis sebagaimana biasa terjadi pada
infeksi jamur patogen, dan mendapat pasokan nutrisi secara teratur dari tanaman
(Rao, 1994).
BAB III
KESIMPULAN
1.
Pupuk
Hayati adalah pupuk yang berasal dari makhluk hidup yang dimanfaatkan untuk
mengurangi pemakaian pupuk kimia.
2.
Biasanya
pupuk hayati memiliki simbiosis dengan mikroba dan akar tanaman sehingga
penggunaannya dapat menambah ketersediaan unsur hara.
3.
Di
Indonesia, penggunaan pupuk hayati yaitu dalam bentuk inokulan bintil akar.
4.
Umumnya
tanaman yang ditambahkan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi unsur hara
N, P, K, Ca, Mg, dan S.
5.
Bakteri
penambat N (Rhizobhium) merupakan isolat dan pupuk hayati pertama yang
dikembangkan didunia.
DAFTAR PUSTAKA
Goenadi, Didiek Hadjar dan Isroi
2003.Aplikasi Bioteknologi Dalam Upaya Peningkatan Efisiensi Agribisnis Yang
Berkelanjutan
Hairiah, K., 2002. Pertanian
Organik Suatu Harapan atau Tantangan. Jurusan tanah, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Malang.
Husnain dan Haris
Syahbuddin. 2005. Mungkinkah Pertanian Organik di Indonesia? Peluang dan
Tantangan ISSN : 0917-8376 Edisi Vol.4/XVII/.
Rao, N.S.S. 1994. Soil Microorganism and Plant Growth.
Oxford and IBM Publishing Co. (Terjemahan H. Susilo. Mikroorganisme Tanah dan
Pertumbuhan Tanaman. Universitas Indonesia Press)
Soepardi, Goeswono.1983. Sifat dan Ciri Tanah.
Institut Pertanian Bogor. IPB Press. Bogor.
Sutanto,R.,2002. Pertanian
Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius Yogyakarta.
Izin sebagai referensi
BalasHapusHarrah's Philadelphia Casino & Racetrack - Mapyro
BalasHapusHarrah's Philadelphia Casino 춘천 출장샵 & Racetrack - Mapyro location, map 오산 출장안마 showing Harrah's Philadelphia Casino 순천 출장샵 & Racetrack 논산 출장샵 - See nearby restaurants 동해 출장마사지